PLUTO PLANET YANG KABUR
Pluto
Pluto adalah planet katai di sabuk Kuiper dan objek trans-Neptunus pertama yang ditemukan. Pluto merupakan planet katai terbesar dan bermassa terbesar kedua di Tata Surya dan benda terbesar kesembilan dan bermassa terbesar kesepuluh yang mengorbit Matahari secara langsung. Pluto merupakan objek trans-Neptunus dengan volume terbesar dan massa yang sedikit lebih kecil daripada Eris, planet katai di piringan tersebar. Layaknya objek lain di sabuk Kuiper, Pluto terdiri dari batu dan es dan relatif kecil kurang lebih seperenam massa Bulan dan sepertiga volume Bulan. Pluto memiliki orbit eksentris dan miring dengan jarak 30 sampai 49 satuan astronomi (4,4–7,3 miliar km) dari Matahari. Ini berarti ada saatnya Pluto lebih dekat ke Matahari daripada Neptunus; resonansi orbit yang stabil dengan Neptunus membuat kedua planet ini tidak bertabrakan. Pada tahun 2014, Pluto berjarak 32,6 sa dari Matahari. Cahaya Matahari butuh waktu 5,5 jam untuk mencapai Pluto pada jarak rata-ratanya (39,4 sa).
Pluto ditemukan tahun 1930 dan awalnya dinyatakan sebagai planet kesembilan dari Matahari. Setelah 1992, status planetnya dipertanyakan setelah para astronom menemukan sabuk Kuiper, lingkaran objek di luar Neptunus yang mencakup Pluto dan benda-benda lainnya. Tahun 2005, Eris, yang massanya 27% lebih besar daripada Pluto, ditemukan. Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengeluarkan definisi resmi "planet" untuk pertama kalinya pada tahun 2006. Pluto tidak sesuai dengan definisi ini dan dipindahkan ke golongan "planet katai" yang baru saja dibuat, lebih tepatnya plutoid. Sejumlah astronom meyakini bahwa Pluto masih dianggap sebagai planet.
Pluto sejauh ini diketahui memiliki lima satelit: Charon (terbesar; diameternya separuh diameter Pluto), Styx, Nix, Kerberos, dan Hydra. Pluto dan Charon kadang dianggap sistem biner karena barisenter orbit mereka terletak di antara kedua objek ini. IAU belum meresmikan definisi planet katai biner, dan Charon dinyatakan secara resmi sebagai satelit Pluto.
Pada tanggal 14 Juli 2015, New Horizons menjadi wahana pertama yang terbang melewati Pluto. NASA berencana melakukan pengukuran rinci dan mengambil foto-foto Pluto beserta satelit-satelitnya menggunakan wahana New Horizons.
1. Pluto Menjadi Planet Kerdil Sejak 2006
Seperti sudah disinggung sebelumnya, penemuan Eris pada 2003, membuat Pluto turun kasta menjadi Planet Kerdil. Sekaligus membuat IAU membuat definisi ulang tentang Planet.
Menurut IAU, Planet adalah benda langit yang (a) ada di orbit mengelilingi Matahari, (b) memiliki massa yang cukup untuk gravitasi diri dengan bentuk ekuilibrium hidrostatik (hampir bulat), dan (c) “bersih” dari gangguan objek lain di sekitar orbitnya.
2. Nama Pluto Diusulkan oleh Anak Berusia 11 Tahun
Dialah Venetia Burney, seorang siswi dari Oxford, Inggris. Ketika penemuan planet kesembilan ini diumumkan pada 13 Maret 1930, planet tersebut belum dinamai. Venetia, yang tahu jika nama Planet sebelumnya diambil dari nama Dewa Yunani, mengusulkan nama ‘Pluto’ yang merupakan nama Dewa Yunani Dunia Bawah.
Atas usaha kakeknya, Falconer Madan, kepala pustakawan di Perpustakaan Bodleian di Universita Oxford di Inggris, akhirnya nama ‘Pluto’ yang dicetuskan Venetia terpilih dan digunakan hingga saat ini.
3. Pluto adalah Planet Kerdil Terbesar
Pada satu titik, Eris diperkirakan sebagai planet kerdil terbesar. Saat ini, pada pengukuran yang paling akurat diketahui bahwa Eris memiliki diameter rata-rata 2.326 km dengan margin kesalahan 12 km.
Sementara itu, diameter Pluto adalah 2.372 km dengan margin kesalahan 2 km. Meski tipis, hal tersebut cukup membuat Pluto sebagai planet kerdil terbesar, menyingkirkan Eris.
4. Pluto Bukan Dunia Es
Ya, Pluto memang dingin, mungkin sedingin hati mantan. Permukaan Pluto ditutupi dengan es, dan memiliki beberapa daerah pegunungan, daerah terang dan gelap, dan serpihan kawah. Lebih jelasnya, hanya sepertiganya saja permukaan Pluto yang diliputi es, sementara dua pertiga sisanya adalah batu.
Oleh karena itu, lebih akurat untuk mengatakan bahwa Pluto adalah dunia berbatu dengan cangkang es.
6. Pluto Lebih Kecil dari Sejumlah Satelit Ganymede (satelit terbesar di Tata Surya), Titan, Callisto, Io, Europa, Triton, dan Bulan memiliki ukuran yang lebih besar daripada Pluto. Sebagai gambaran, diameter Pluto hanya sekitar 66% diameter Bulan dan massanya hanya 18% dari massa Bulan.Meski begitu, Pluto tetaplah planet kerdil terbesar. Setelah selama sekitar 10 tahun, Eris memegang predikat tersebut.
7. Pluto Telah Dikunjungi oleh Pesawat Luar Angkasa Pesawat ruang angkasa, New Horizons, yang diluncurkan pada tahun 2006, mencapai Pluto pada tanggal 14 Juli 2015. Pesawat tersebut mengambil serangkaian gambar dan pengukuran lainnya.Kini, New Horizons sedang dalam perjalanan menuju Sabuk Kuiper untuk menjelajah objek lainnya yang lebih jauh.
8. Pluto Pernah Menjadi ‘Bukan Planet Terjauh’ Semenjak penemuannya, Pluto langsung dinobatkan sebagai planet terjauh. Namun, karena Pluto memiliki orbit yang eksentrik, miring 17 derajat, dan tumpang-tindih dengan Neptunus, membuat Pluto secara berkala menjadi lebih dekat dengan Matahari ketimbang Neptunus. Pada 21 Januari 1979, orbit Pluto bergerak masuk ke dalam orbit Neptunus. Hal tersebut terjadi hingga Februari 1999 setelah Pluto kembali menjauh. Dengan demikian, Neptunus sempat menjadi planet terjauh selama 20 tahun. Peristiwa ‘menyalipnya’ Pluto diperkirakan baru akan terjadi 200 tahun lagi.
9. Pluto Terkadang Memiliki Atmosfer Ketika orbit elips Pluto membawanya lebih dekat ke Matahari, permukaan esnya mencair dan membentuk atmosfer tipis, terutama nitrogen yang perlahan terlepas dari planet ini. Begitu juga kabut metana yang melayang sekitar 161 kilometer di atas permukaan.Metana tersebut dipisahkan oleh sinar matahari menjadi hidrokarbon yang jatuh ke permukaan dan melapisi es dengan penutup gelap. Ketika Pluto bergerak menjauh dari Matahari, suasana kemudian membeku kembali menjadi padat.
10. Pluto Adalah Planet Dingin Ketika satelit New Horizon melewatinya pada 2015 lalu, temperatur planet menembus -203 derajat Celcius. Lebih dingin dari perkiraan sebelumnya, yaitu -173 derajat Celcius. Mengapa Pluto sebegitu dingin?Menurut laporan Xi Zhang dan timnya dari Universitas California, salah satu alasan mengapa Pluto sangat dingin adalah gumpalan kabut hidrokarbon yang menyelimuti atmosfernya. Tim tersebut menduga gumpalan kabut hidrokarbon itu mampu menyerap panas dari Matahari dan gas lainnya di atmosfer, lalu mementalkannya kembali ke luar angkasa, sehingga menyebabkan suhu di atmosfer Pluto sangat rendah.
sumber :(https://id.wikipedia.org/wiki/Pluto)(https://kumparan.com/encylovepedia-sains/10-fakta-menarik-tentang-pluto)
sumber :(https://id.wikipedia.org/wiki/Pluto)(https://kumparan.com/encylovepedia-sains/10-fakta-menarik-tentang-pluto)
Komentar
Posting Komentar